Minggu, 16 Maret 2008

PERAYAAN MINGGU PALMA

Perayaan mengenang masuknya Sang Juru Selamat, Yesus Kristus, ke Kota Yerusalem (Perayaan Minggu Palma) menjadi awal dari rangkaian sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Dalam perayaan ini, Yesus mengalami perubahan radikal dari dielu-elukan sebagai raja berubah dihujat bagai penjahat.....namun karena kasihNya terhadap kita Ia rela dan tabah menerima tugas berat yang diserahkan Bapa kepadaNya untuk menebus dosa-dosa manusia. Inilah inti renungan yang disampaikan oleh Pastor Lukas Kelwulan, Pr yang memimpin Perayaan Minggu Palma di Paroki Santa Maria Biak.

Perayaan Minggu Palma dipusatkan di halaman gereja, diawali dengan pemberkatan daun-daun palma yang dibawa oleh umat kemudian dilanjutkan dengan perarakan yang diawali oleh kelompok misdinar disusul anak-anak sekolah sekolah minggu kemudian kelompok koor dari kring Gabriel dan kring Stella Maris disusul oleh umat menurut kring masing-masing kring. Barisan perarakan ini diakhiri oleh barisan Pastor dam patugas lektor. Masing-masing kring menyanyikan lagu-lagu perarakan yang membuat perarakan semakin semarak dan meriah. Perarakan dilakukan melalui jalan raya yang mengelilingi kompleks gereja dan komplkes missi dan masuk kembali ke gereja, dilanjutkan dengan perayaan ekaristi.

Dalam menyambut perayaan Pekan Suci ini umat Paroki St. Maria Biak merasa berbahagia karena mendapat pelayanan dari Pastor Lukas Kelwulan, Pr yang sedang melaksanakan cuti di Biak sampai akhir Maret. Pastor Lukas sendiri dalam kesehariannya bertugas sebagai staf pengajar pada salah seminari di Ambon yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan tenaga-tenaga imam.

Kamis, 28 Februari 2008

PENGOBATAN GRATIS

Dalam menyambut hari raya Paskah. Seksi Sosial dan Kesehatan Panitia Paskah mengadakan pengobatan secara cuma-cuma kepada seluruh umat katolik di Paroki Santa Maria Biak yang mengalami sakit-sakit ringan. Pengobatan yang dilakukan setiap hari Minggu setelah ibadat selama masa prapaskah mendapat sambutan yang cukup baik dari umat. setiap minggunnya (baru berjalan 2 minggu) tidak lebih dari 30 orang yang berobat. Kegiatan ini dikoordinir oleh dr. Irwan Tansil, dan melibatkan dokter-dokter dan perawat-perawat katolik yang ada di paroki.

Bantuan obat-obatan berasal dari BP ELisabeth, Puskesmas Biak Kota dan Puskesmas lainnya atas permintaan dari Dewan Paroki. Bila obat-obat yang ada mencukupi, maka akan dilakukan pengobatan gratis di Kring Biak Utara dan Biak Timur bagi masyarakat sekitar Kapela.

Disamping itu, sebagai kepedulian dari pihak Paroki, juga akan dilakukan Donor Darah dari umat yang sudah mendaftar. Donor darah tersebut, selanjutnya akan disumbangkan kepada PMI Biak. Pendaftaran baru dilakukan minggu, 24 Februari 2008, namun peminatnya belum banyak, namun hal ini akan terus diumumkan sehigga diharapkan peminatnya cukup banyak...Ayo ikut bergabung....

DRAMA "JALAN SALIB TUHAN YESUS"

Dalam memeriahkan Paskah Tahun 2008, Panitia Paskah (Dikoordinir Kring Lazarus) akan menampilkan Drama Penyaliban Tuhan Yesus pada Jumat Agung nanti. Drama yang akan diperankan oleh MUDIKA Paroki ini dikoordinir oleh Seksi Liturgi Panitia Paskah dan dilatih/disutradarai oleh Rico Sasiang.

Persiapan-persipan sudah mulai nampak, panggung, baju pemain, dan lain-lain sudah mulai disiapkan dengan baik. Latihan yang hampir setiap hari, memperlihatkan keseriusan mereka untuk menampilkan yang terbaik. Sutradara dengan semangat yang tinggi, kadang harus berteriak-teriak mengarahkan para pemain yang belum pas adegannya. Yang jelas semangat dan perjuangan kaum muda ini patut diajungi jempol.

Latihan-demi latihan telah menampakan kemajuan yang berarti, didukung dengan sound system yang cukup baik, yang dikoordinir oleh anak-anak Claudio FM, menambah khidmatnya drama perjalanan Yesus menuju puncak penebusan umat manusia. Semoga Sukses.....

Selasa, 05 Februari 2008

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2008

“Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2Kor(:7)
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
1. Masa Prapaskah atau Masa Puasa dimulai pada hari Rabu tanggal 6 Februari 2008. Selama 40 hari dari Rabu Abu sampai dengan Jumat Agung kita akan menjalani puasa, pantang, dan matiraga sebagai sikap dan perbuatan konkrit untuk merayakan Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Yesus yang bangkit mengalahkan maut adalah puncak iman, kekuatan, dan harapan kita. Kita percaya bahwa Tuhan yang bangkit menjadi jaminan keselamatan bagi kita orang beriman tatkala kita dipersatukan dengan Dia dalam penderitaan darl wafat-Nya. Itulah sebabnya kita berpartisipasi aktif dalam masa puasa untuk menyatakan pertobatan melalui berpuasa, untuk mengendalikan diri kita dari godaan-godaan dunia yang menyesatkan, berdoa untuk mendekatkan diri pada Allah dan kAhendak-Nya dan ber-APP untuk berbagi sebagai tanda solidaritas terhadap mereka yang kecil dan menderita.
2. Dunia masa kini diliputi oleh pelbagai peristiwa yang mendukakan hati kita seperti banjir terjadi dimana-mana, yang mengakibatkan kehilangan jiwa dan harta, utang-piutang negara berkembang menyebabkan kemiskinan dan penderitaan kebanyakan orang yang tak teratasi, kekerasan dan korupsi yang membudaya mengakibatkan keamanan hidup dan kesejahteraan tidak terjamin. Kita sebagai satu gereja di wilayah Keuskupan Timika dihadapkan dengan pertentangan horizontal antar masyarakat lokal seperti Banti, Kimbely dan Sugapa, hutan dan tanah dijual-belikan mengakibatkan suhu bumi dan manusia semakin memanas dan melarat, budaya boros dan berfoya-foya mengakibatkan kemiskinan di atas tanahnya sendiri. Sekelumit bencana yang kami sebutkan di atas menyadarkan kita bahwa manusia itu fana, terbatas dan tidak mampu membantu dirinya sendiri. "Sungguh hanya beberapa telempap Kau tentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya setiap manusia hanya kesia-siaan. la hanyalah bayangan yang berlalu! la hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun tetap; tidak tahu siapa yang meraupnya nanti"(Mz. 39:6-7).
3. Maka itu di tengah segala kecemasan kita menantikan harapan baru yang dijanjikan oleh Tuhan yang dibangkitkan Allah Bapa-Nya. Kebangkitan Tuhan menjadi daya rohani bagi kita untuk bangkit dari keterpurukan jasmani dan rohani. Masih banyak saudara-saudari kita yang menantikan belarasa dan uluran tangan kita agar merekapun dapat bangkit mengalami harapan dan masa depan yang cerah. Masa prapaskah adalah masa pertobatan yang dapat kita nyatakan terhadap diri kita sendiri maupun kepada orang lain. Perayaan paskah adalah komitmen kita menjadi manusia dan masyarakat baru dan menjadikan dunia sebagai tempat bagi setiap orang dapat mengalami hidup yang lebih sejahtera aman dan dan damai. Tuhan menawarkan jalan keselamatan bagi manusia untuk keluar dari godaan-godaan dunia yang menyesatkan dan menyengsarakan. Maka itu melalui prapaskah dan paskah gereja mengajak kita untuk menyatakan pertobatan secara nyata melalui tiga aksi yaitu:
3.1. aksi pertobatan melalui doa. Berdoa untuk membangun relasi yang akrab dengan Tuhan dan mencintai serta melaksanakan kehendak-Nya. Jalan Tuhan adalah satu-satunya jalan yang menyelamatkan bagi mereka yang percaya. Maka itu gereja mengajak kita untuk tekun mendengarkan firman Tuhan dan bersatu dalam perjamuan kudus sebagai tanda pertobatan kita.

3.2. aksi pertobatan melalui puasa dan pantang. Pertobatan menjadi nyata bagi mereka yang mampu mengendalikan diri dari segala godaan-godaan dunia yang menyesatkan. Tubuh dan jiwa kita sakit karena kerasukan dan ketidakpedulian klta terhadap diri kita sendiri. Puasa dan pantang terhadap makanan tertentu atau kebiasaan tertentu akan menjadi modal dan pembelajaran untuk menyehatkan jiwa dan tubuh kita.
3.3. aksi pertobatan melalui dana APP. Tujuannya untuk menyatakan solidaritas kita bagi mereka yang menderita, terlupakan, dan tersisihkan dari bencana-bencana akibat alam maupun manusia. Secara khusus kami mau mengucapkan banyak terima kasih atas APP yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Inilah bukti kepedulian kita terhadap orang lain. Pertobatan adalah membangun kepedulian kita terhadap orang lain. Hendaknya setiap anggota umat kita turut memberikan sesuatu, biarpun ia sendiri masih berkekurangan (bdk. Lk.21:1-4). Selamat menjalani pertobatan sebagai tanda wujud iman kita akan Yesus yang menderita, wafat dan bangkit. Marilah kita membangun hidup baru dalam persaudaraan dengan semangat PARATE VIAM DOMINI.

Timika, 1 Februari 2008

Mgr. John Philip Saklil, Pr (Uskup Keuskupan Timika)

Senin, 07 Januari 2008

PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA

Bertepatan dengan perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, sebanyak 54 anak secara sukacita telah menerima komuni kudus untuk pertama kalinya. Penerimaan komuni pertama ini diterimakan oleh Pastor Frans LIeshout, ofm, yang secara khusus diundang hadir untuk memimpin perayaan kudus tersebut, mengingat belum adanya Pastor Paroki.

Perayaan yang cukup meriah tersebut, berlanjut sampai selesai Misa, dengan dilaksanakan ramah-tamah beserta syukuran yang diadakan oleh Panitia Sambut Baru. Panitia ini sendiri terdiri dari orang tua dari anak-anak yang turut bagian dalam penerimaan komuni pertama. Dalam acara tersebut, diundang dewan paroki dan ketua-ketua kring serta organisasi gereja lainnya. Dalam kesempatan tersebut, koordinator sambut baru, Sr. Maria Thadea, AK membagikan kenang-kenangan kepada peserta sambut baru berupa 1 buah Rosario, dan Surat Sambut baru. Acara syukuran diakhiri dengan makan bersama dan foto-foto peserta sambut baru dan Pastor Frans.

Peserta sambut baru ini sebelum menerima sakramen kudus, Tubuh dan Darah Kristus, telah dipersiapkan secara khusus selama kurang lebih 2 bulan di bawah koordinator Sr. Maria Thadea, AK. Dalam setiapkali pertemuan anak-anak mengikutinya dengan seksama dan antusias.