Selasa, 05 Februari 2008

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2008

“Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2Kor(:7)
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
1. Masa Prapaskah atau Masa Puasa dimulai pada hari Rabu tanggal 6 Februari 2008. Selama 40 hari dari Rabu Abu sampai dengan Jumat Agung kita akan menjalani puasa, pantang, dan matiraga sebagai sikap dan perbuatan konkrit untuk merayakan Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Yesus yang bangkit mengalahkan maut adalah puncak iman, kekuatan, dan harapan kita. Kita percaya bahwa Tuhan yang bangkit menjadi jaminan keselamatan bagi kita orang beriman tatkala kita dipersatukan dengan Dia dalam penderitaan darl wafat-Nya. Itulah sebabnya kita berpartisipasi aktif dalam masa puasa untuk menyatakan pertobatan melalui berpuasa, untuk mengendalikan diri kita dari godaan-godaan dunia yang menyesatkan, berdoa untuk mendekatkan diri pada Allah dan kAhendak-Nya dan ber-APP untuk berbagi sebagai tanda solidaritas terhadap mereka yang kecil dan menderita.
2. Dunia masa kini diliputi oleh pelbagai peristiwa yang mendukakan hati kita seperti banjir terjadi dimana-mana, yang mengakibatkan kehilangan jiwa dan harta, utang-piutang negara berkembang menyebabkan kemiskinan dan penderitaan kebanyakan orang yang tak teratasi, kekerasan dan korupsi yang membudaya mengakibatkan keamanan hidup dan kesejahteraan tidak terjamin. Kita sebagai satu gereja di wilayah Keuskupan Timika dihadapkan dengan pertentangan horizontal antar masyarakat lokal seperti Banti, Kimbely dan Sugapa, hutan dan tanah dijual-belikan mengakibatkan suhu bumi dan manusia semakin memanas dan melarat, budaya boros dan berfoya-foya mengakibatkan kemiskinan di atas tanahnya sendiri. Sekelumit bencana yang kami sebutkan di atas menyadarkan kita bahwa manusia itu fana, terbatas dan tidak mampu membantu dirinya sendiri. "Sungguh hanya beberapa telempap Kau tentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya setiap manusia hanya kesia-siaan. la hanyalah bayangan yang berlalu! la hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun tetap; tidak tahu siapa yang meraupnya nanti"(Mz. 39:6-7).
3. Maka itu di tengah segala kecemasan kita menantikan harapan baru yang dijanjikan oleh Tuhan yang dibangkitkan Allah Bapa-Nya. Kebangkitan Tuhan menjadi daya rohani bagi kita untuk bangkit dari keterpurukan jasmani dan rohani. Masih banyak saudara-saudari kita yang menantikan belarasa dan uluran tangan kita agar merekapun dapat bangkit mengalami harapan dan masa depan yang cerah. Masa prapaskah adalah masa pertobatan yang dapat kita nyatakan terhadap diri kita sendiri maupun kepada orang lain. Perayaan paskah adalah komitmen kita menjadi manusia dan masyarakat baru dan menjadikan dunia sebagai tempat bagi setiap orang dapat mengalami hidup yang lebih sejahtera aman dan dan damai. Tuhan menawarkan jalan keselamatan bagi manusia untuk keluar dari godaan-godaan dunia yang menyesatkan dan menyengsarakan. Maka itu melalui prapaskah dan paskah gereja mengajak kita untuk menyatakan pertobatan secara nyata melalui tiga aksi yaitu:
3.1. aksi pertobatan melalui doa. Berdoa untuk membangun relasi yang akrab dengan Tuhan dan mencintai serta melaksanakan kehendak-Nya. Jalan Tuhan adalah satu-satunya jalan yang menyelamatkan bagi mereka yang percaya. Maka itu gereja mengajak kita untuk tekun mendengarkan firman Tuhan dan bersatu dalam perjamuan kudus sebagai tanda pertobatan kita.

3.2. aksi pertobatan melalui puasa dan pantang. Pertobatan menjadi nyata bagi mereka yang mampu mengendalikan diri dari segala godaan-godaan dunia yang menyesatkan. Tubuh dan jiwa kita sakit karena kerasukan dan ketidakpedulian klta terhadap diri kita sendiri. Puasa dan pantang terhadap makanan tertentu atau kebiasaan tertentu akan menjadi modal dan pembelajaran untuk menyehatkan jiwa dan tubuh kita.
3.3. aksi pertobatan melalui dana APP. Tujuannya untuk menyatakan solidaritas kita bagi mereka yang menderita, terlupakan, dan tersisihkan dari bencana-bencana akibat alam maupun manusia. Secara khusus kami mau mengucapkan banyak terima kasih atas APP yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Inilah bukti kepedulian kita terhadap orang lain. Pertobatan adalah membangun kepedulian kita terhadap orang lain. Hendaknya setiap anggota umat kita turut memberikan sesuatu, biarpun ia sendiri masih berkekurangan (bdk. Lk.21:1-4). Selamat menjalani pertobatan sebagai tanda wujud iman kita akan Yesus yang menderita, wafat dan bangkit. Marilah kita membangun hidup baru dalam persaudaraan dengan semangat PARATE VIAM DOMINI.

Timika, 1 Februari 2008

Mgr. John Philip Saklil, Pr (Uskup Keuskupan Timika)

Tidak ada komentar: